TENTANG SAYA

Penulis blog ini adalah Ahmad Senoadi, dan di web http://www.energi-ku.com saya menulis nama lengkap saya supaya jelas dan gamblang bagi pembaca. Saya berasal dari Tuban, Jawa Timur. Sebuah kota di ujung barat dan utara Jawa Timur dan berbatasan langsung dengan Jawa Tengah bagian utara.

Saya memulai pendidikan saya di Tuban, hingga SMA, lalu melanjutkan di ITN Malang di jurusan Planologi. Dari bangku sekolah inilah saya mendapatkan pengetahuan tentang kondisi lingkungan dan apa-apa yang mempengaruhinya. Saya memulai karier saya sebagai wartawan di beberapa media, namun karena merasa tidak cocok saya keluar dan sekarang bekerja apa saja.

Saya ingin menulis soal energi karena saya pernah meliput di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kira-kira selama 2 tahun.  Sehingga secara umum saya beruntung karena mengetahui berbagai informasi seputar energi dari pakar, pelaku, dan pengambil kebijakan. Namun, pemicu utama penulisan tentang energi ini adalah pertemuan saya dengan  Profesor Rinaldy Dalini, seorang pakar energi dari Universitas Indonesia yang disebut-sebut sebagai orang anti nuklir.

Pemikiran Beliau sangat menggugah saya, karena mampu mengubah pendapat saya secara drastis dari pendukung utama pembangunan PLTN menjadi orang yang menyarankan agar menjauhi pembangunan PLTN.  Salah satu yang menggugah saya adalah perkataan beliau, yaitu saya menolak nuklir bukan seperti LSM itu yang membabi buta menolak. Saya menolak karena data-data menyatakan informasi yang berbalikan 180 derajat dari informasi yang tersebar di masyarakat.

Setelah saya merenung dan mendalami perkataan beliau saya mulai melakukan riset kecil-kecilan. Saya cari informasi di internet, dan data yang saya peroleh membenarkan perkataan Bapak Rinaldy. Jika anda sunggguh-sungguh browsing di internet (terutama jika anda mencari artikel berbahasa Inggris dari lembaga-lembaga kredibel di negara-negara pemilik teknologi nuklir), Anda akan menemukan bahwa ada 3 informasi penting terkait energi nuklir untuk komersial.

Pertama, nuklir itu tidak murah yang dinyatakan lembaga keuangan terpercaya di Amerika Serikat. Membangun mengoperasikan dan merawat PLTN lebih mahal dibandingkan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU). Indonesia memiliki gas yang berlimpah, kenapa bangun PLTN jika lebih murah PLTGU.   Kedua, nuklir sangat berbahaya bagi manusia dan hewan. Jika kita membangun PLTN kita harus merelakan sebagian wilayah Indonesia sebagai wilayah yang tidak bisa dikunjungi masyarakat umum selama ribuan tahun. Jika terjadi bencana atau kecelakaan  (tidak ada zero accident), akan ada banyak korban yang tidak berdosa. Ketiga, Indonesia tidak akan menjadi negara bebas (independent) jika punya PLTN. Blok rusia, China, atau Amerika Serikat akan mencoba mengikat Indonesia baik itu melalui isu teknologi, politik, pertahanan, ekonomi, dan kemanusiaan.

Fakta penting lainnya, negara-negara maju mulai meninggalkan nuklir menuju energi terbarukan, khususnya energi angin, energi matahari, dan energi air. Dunia telah mengumumkan Visi Global menuju 100 Persen Energi Terbarukan di tahun 2050. Jika mereka (negara maju yang mau jual teknologi nuklir) mulai meninggalkan energi nuklir, kenapa kita malah ingin membangunnya?

Blog ini tidak ditujukan untuk mengkritik atau menolak kebijakan pemerintah karena bertentangan dengan Presiden (pemimpin pemerintahan) dilarang oleh Allah SWT. Blog ini hanya menyebarkan informasi seputar pemikiran umum penulis. Penulis berusaha semaksimal mungkin untuk tidak mengkritisi kebijakan Presiden dan pemerintah. Apapun kebijakan energi yang diambil Presiden harus kita dukung, dan kita lengkapi apa saja kekurangannya. Jika pemerintah memutuskan membangun PLTN (semoga Allah memberikan hidayah, rahmad, dan berkah Nya kepada Pemimpin kita), maka blog ini Insya Allah akan diubah sesuai kebijakan Presiden.

Semoga Allah menghitung usaha penulis sebagai amalan yang baik dan berguna bagi pelajar sebagai literatur sederhana. Amin.

Load disqus comments

0 comments