Pemerintahan Presiden Joko Widodo telah membuat kesepakatan dengan Rosneft, BUMN Migas Rusia untuk membangun kilang di Tuban. Bahkan Rosneft akan menjadikan Tuban Sebagai Kota Penghubung Perdagangan Minyak Indonesia. Kesepakatan ini telah diberitakan oleh salah satu media nasional. Rosneft merupakan perusahaan energi global, yang memiliki aset di Rusia, Venezuela, Ecuador, Kuba, Kanada, Amerika Serikat, Brasil, Norwegia, Jerman, Italia, Algeria, Monggolia, China, India, Vietnam, Turki, Belarusia, Ukraina, dan Uni Emirat Arab.
Presiden Joko Widodo mengawali kegiatannya pada hari ketiga kunjungan kerja ke Rusia dengan menerima kunjungan kehormatan dari CEO Rosneft, Igor Sechin beserta rombongan. Pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Igor Sechin dilaksanakan di ruang pertemuan Hotel Radisson Blu, Sochi, Rusia, Jumat 20 Mei 2016.Hadir dalam pertemuan tersebut di antaranya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri BUMN Rini Soemarno, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Dirut Pertamina Dwi Soetjipto.
Di negaranya, Rosneft dikenal sebagai perusahaan multinasional terbesar yang dimiliki oleh pemerintah Rusia dan menghasilkan berbagai macam produk perminyakan. Dalam pertemuan dengan Presiden Joko Widodo, Rosneft berharap untuk dapat melakukan kerja sama dengan Pertamina untuk dapat membangun kilang minyak di Tuban, Jawa Timur, dengan total investasi sebesar USD 13 miliar dan kapasitas produksi sebesar 320.000 barel per hari.
Pemerintah Indonesia saat ini sedang melakukan studi kelayakan terhadap ladang-ladang minyak Rusia tersebut dan menemukan kesimpulan bahwa ladang tersebut layak untuk digunakan. "Potensinya kita targetkan 200 juta barel total, tapi harapannya dapat 35.000 barel per hari," ujarnya.
Dalam pertemuan, Presiden menekankan agar kesepakatan pembangunan kilang di Tuban tersebut untuk segera diselesaikan agar nota kesepahaman dapat ditandatangani pada pekan depan, tepatnya hari Kamis 26 Mei 2016 di Jakarta. "Kita targetkan dapat membangun penuh di 2018, kemudian Presiden menekankan bahwa seharusnya bisa dilakukan di akhir 2017. Mereka beri janji kepada Presiden akan bekerja sekeras mungkin untuk bisa mencapai target yang diharapkan," tandas Rini.
Menurut Menteri BUMN, Presiden Joko Widodo mencari kemungkinan apakah selain kerja sama pembangunan kilang, pihak Rosneft turut berkenan untuk bekerja sama dalam pembangunan storage atau tempat penyimpanan cadangan minyak di Indonesia. Rosneft pun kemudian menyanggupi permohonan tersebut. "Mereka (Rosneft) mau memberikan komitmen itu, bahkan mereka ingin menjadikan Tuban sebagai kota penghubung perdagangan minyak," ujarnya.
Rini juga menambahkan bahwa Presiden Joko Widodo amat senang dengan kemungkinan kerja sama yang memungkinkan Indonesia punya cadangan minyak nasional di negeri kita sendiri.
Pemerintah Daulat Tuban Sebagai Kota Minyak
Pemerintah telah menetapkan kota Tuban sebagai lokasi pembangunan kilang minyak nasional baru. Lokasi kilang minyak baru itu menempati lahan 6 desa, yaitu Desa Rawasan, Mentoso, Wadung, Remen, Kaliuntu, dan Beji Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Pembangunan kilang minyak baru pemerintah pusat yang diwakili oleh PT Pertamina (Persero) bekerja sama dengan perusahaan migas asal Rusia, Rosneft Oil Company ini. Kilang masih harus terus disinergikan dengan Pemerinah Daerah Kabupaten Tuban.
Secara makro, untuk mewujudkan target pemerintah yaitu Swasembada Bahan Bakar Minyak, pemerintah melalui PT Pertamina (Persero) telah mengambil inisiatif untuk mengembangkan kapasitas produksi 4 (empat) kilang minyak: RU V Balikpapan, RU VI Balongan, RU IV Cilacap, RU II Dumai dan membangun dua kilang minyak baru di Tuban, Jawa Timur dan Bontang, Kalimantan Timur. Bupati Tuban, H Fathul Huda menyambut baik keputusan PT Pertamina (Persero) yang memilih Tuban sebagai lokasi kilang minyak baru. "Pemerintah Kabupaten Tuban serta masyarakat dari 6 desa di sekitar lokasi kilang minyak mendukung pembangunan mega proyek kilang minyak baru di Tuban. Ini merupakan mega proyek strategis bagi bangsa dan masyarakat Indonesia dalam mewjudkan Swasembada Bahan Bakar Minyak," tegas H Fathul Huda.
Lebih lanjut dikatakan Fathul Huda, pembangunan kilang minyak baru akan membawa dampak yang positif bagi perekonomian Kabupaten Tuban. "Efek ganda akan dirasakan oleh masyarakat, mulai dari pembangunan hingga beroperasinya kilang minyak termegah dan termodern di kawasan Asia," ujar Fathul Huda. Pada saat pembangunan kilang minyak, dampak ekonomi yang dirasakan adalah terbukanya peluang kesempatan kerja bagi masyarakat. Tenaga kerja yang dibutuhkan selama pembangunan kilang minyak baru tentu memiliki jumlah yang signifikan.
Bupati Tuban, H Fathul Huda menekankan, masyarakat di sekitar lokasi pembangunan kilang minyak harus menjadi prioritas PT Pertamina (Persero) dalam penyerapan tenaga kerja. Hal ini dimaksudkan, untuk menekan angka pengangguran di Kabupaten Tuban. Efek ganda yang juga akan dirasakan oleh masyarakat adalah terbukanya peluang usaha bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan para tenaga kerja. "Sentra-sentra ekonomi akan tumbuh di sekitar lokasi kilang minyak," ujar Fathul Huda.
Tidak hanya di bidang ekonomi, di bidang pendidikan pun juga akan dirasakan oleh masyarakat. Sebagai bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan, PT Pertamina (Persero) akan memberikan beasiswa dan pelatihan bagi para pelajar di Tuban. "Diharapkan, nantinya, akan ada tenaga trampil di bidang perminyakan dari Tuban," ujar H Fathul Huda.
Tuban dan budaya masyarakat menjaga investasi bagi pembangunan
Selama ini pendapatan masyarakat di Tuban didominasi dengan pertanian, peternakan, perikanan dan kehutanan. Tentu budaya yang ada selama ini seputar hal tersebut di atas. Dengan dibangunnya Kilang Minyak di Tuban oleh PT Pertamina (Persero) maka akan ada pergeseran budaya. Hal ini merupakan tantangan sekaligus peluang bagi kemajuan masyarakat Tuban. Kondisi ini ditanggapi sebagai tanggung jawab dari semua pihak terkait.
Yang jelas Pemerintah Daerah Kabupaten Tuban memiliki semangat dan komitmen tambahan yaitu bagaimana bersama rakyat membangun budaya dalam menjaga investasi nasional dan internasional yang masuk ke Tuban. Di sini dilihat operasional di lapangan bahwa untuk membangun ekonomi Tuban bukan hanya tanggung jawab para pebisnis tapi juga budayawan. Budayawan turut membangun budaya dan mental masyarakat Tuban seperti membangun budaya rajin bekerja, disiplin tinggi, bekerja dengan hati dan menghasilkan sesuatu yang konsisten dan presisi.
Menghargai perbedaan juga termasuk di dalam nya dimana jika melihat perbedaan lebih dalam maka akan ada satu kesamaan yaitu saling mendukung untuk kebaikan bersama. Dan yang paling penting untuk disadari saat ini adalah Tuban sudah mencanangkan diri sebagai kota bertaraf internasional dengan adanya Kilang Minyak di Tuban dengan hadir para profesional bertaraf internasional pula.
Tuban terkenal dengan nama Bumi Wali dengan keberadaan Makam Sunan Bonang (Sunan Bonang yang terkenal sebagai salah satu dari Wali Songo, penyebar Islam di Jawa) disertai banyaknya Kampung Santri dan telah berusia sekitar 600 tahun tetap akan menjaga budaya lokal yang arif sehingga tidak akan hilang jati dirinya. Think Global, Act Local menjadi kunci kesuksesan Tuban ke depan.
Oleh : Ahmad Senoadi
Dari berbagai sumber.
1 comments: