BALI JADI PERCONTOHAN SMART GRID | ENERGI TERBARUKAN BALI JADI BAROMETER BERKAT SMART GRID

contoh bagan smart grid di Bali

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) mendorong efisiensi penggunaan listrik dan peningkatan pemanfaatan energi terbarukan melalui konsep Smart Grid yang diluncurkan di Bali sebagai Kawasan Nasional Energi Bersih (KNEB). Smart Grid merupakan suatau konsep tata kelola energi listrik yang mampu mengakomodir peran pembangkit listrik kecil berbahan bakar energi terbarukan secara optimal. Konsep itu juga mengintegrasikan pengelolaan pembangkit dan distribusi listrik dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dua arah antara PLN sebagai produsen listrik dengan pelanggan sebagai konsumen. Kepastian ini terdapat di berita Bisnis Indonesia

Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur dan Bali PLN Amin Subekti mengatakan, Bali Eco Smart Grid sebagai langkah menuju bali sebagai provinsi yang bersih dari emisi karbon yang dihasilkan energi seperti listrik. Upaya untuk mencapai tujuan Bali bersih tersebut ditempuh dengan penggunaan listrik dari energi terbarukan. Setiap ada penambahan kapasitas listrik di Bali, akan dipenuhi dari pembangkit energi terbarukan seperti surya, angin, air, dan panas bumi. Salah satu manfaat dari Smart Grid adalah PLN bisa melakukan penyesuaian dengan cepat dalam proses operasi sistem kelistrikan. "Jadi, dengan penerapan Smart Grid ini memungkinkan partisipasi dari sumber energi terbarukan dan pembangkit listrik hybrid ke dalam sistem tenaga listrik. Sehingga diharapkan mampu meningkatkan rasio elektrifikasi Bali dengan memanfaatkan potensi energi terbarukan," ujarnya saat peluncuran Bali Eco Smart Grid, Rabu (1/6).

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Bali I Ketut Wija mengatakan, program Bali bersih dan hijau ini tidak terlepas dari peran dan kontribusi PLN. Program Bali Eco Smart Grid yang diluncurkan PLN dapat mengintegrasikan energi terbarukan yang akan dikembangkan dan menstimulasi masyarakat ataupun swasta untuk lebih giat mengembangkan energi ramah lingkungan.

Manager Publik Relation PLN Agung Murdifi menjelaskan, ada perbedaan mendasar Smart Grid dengan sistem tenaga listrik konvensional. Sistem konvensional, katanya, hanya ada aliran satu arah dari PLN ke konsumen. Smart Grid, lanjutnya, juga mengombinasikan antara teknologi informasi dengan teknologi jaringan listrik. Konsep ini intinya bagaimana satu grid yang bisa membaca koneksi PLN kepada pelanggan dan juga PLN kepada pembangkitan.

Smart Grid terdiri atas tiga unsur, yakni teknologi informasi, telekomunikasi, dan tenaga listrik. Ketiga unsur tadi bekerja sama untuk memungkinkan adanya komunikasi dua arah antara PLN dengan konsumen. Jika ternyata konsumen memiliki solar cell yang dapat menghasilkan energi listrik dari cahaya matahari, maka ketika energi listrik tersebut melebihi besar kebutuhan konsumen itu, dapat mengirimkan energi listrik ke grid yang ada. Konsumen akan memperoleh uang dari PLN.

Kantor Gubernur Bali Segera Gunakan `Solar Cell`
Area gedung perkantoran Gubernur Bali akan segera dilengkapi dengan solar cell (panel listrik tenaga matahari), menyusul pencanangan Pulau Bali sebagai proyek percontohan pengembangan energi baru dan terbarukan.  "Kita awali semuanya dari kantor ini, jadi jangan sampai program ini tidak jadi, saya sudah promosikan ke mana-mana kalau Bali akan menjadi percontohan wilayah yang menggunakan energi terbarukan, karena itu nanti bisa mendukung daya jual pariwisata kita," kata Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat menerima tim dari Kementerian ESDM, di Denpasar, Kamis.
Untuk mewujudkan program tersebut, Pastika menyatakan kesiapannya mengakselerasi pelaksanaan program. "Apa yang akan dibutuhkan kita akan berusaha bantu agar semua ini bisa terwujud. Dari segi SDM saya rasa kita juga bisa dan bahkan kalau butuh tambahan anggaran kita juga bisa," ujarnya. Menurut dia, program pemerintah pusat ini sejalan dengan program Pemprov Bali dalam upaya mewujudkan Bali sebagai Provinsi Hijau (Green Province).

Ia mengatakan anggaran untuk mewujudkan hal tersebut telah disediakan dalam APBD sehingga selanjutnya juga bisa untuk mendukung program energi baru dan terbarukan. "Ini harus masif pergerakannya dan saya yakin Bali akan cepat untuk mewujudkannya," ujarnya. Bali, lanjut dia, telah memiliki sebuah program yang menggunakan energi baru dan terbarukan yang dikaitkan dengan pertanian seperti program Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri).

Sementara itu rombongan Kementerian ESDM yang dipimpin Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Badan Penelitian dan Pengembangan Adhi Wibowo, menyatakan saat ini pihaknya tengah mempersiapkan pengembangan Smart Grid System untuk penggunaan solar cell di lingkungan Kantor Gubernur Bali. Menurutnya pemanfaatan Smart Grid System tersebut memiliki tujuan untuk menghemat atau meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga listrik yang berasal dari pemanfaatan sinar matahari.

Beberapa keuntungan lainnya antara lain mampu mengantisipasi, mendeteksi dan merespons terhadap gangguan yang terjadi pada sistem. Konsumen mendapatkan informasi dengan cepat tentang keadaan sistem sehingga dapat melakukan langkah-langkah penghematan energi listrik, serta memungkinkan konsumen membangkitkan listriknya sendiri dan membayar serta dibayar sesuai dengan marjin yang terjadi antara pembangkitan dan pemakaian listriknya sendiri. 

Adhi menambahkan, nantinya akan dibangun PLTS 400 kWp, PLTAngin 2 kW, Smart System, dan PJU Pintar yang akan berkaitan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Kantor Gubernur Bali. "Pihak PLN juga akan melakukan dukungan jika nantinya sistem tersebut bermasalah yang menyebabkan listrik padam sehingga kantor Gubernur Bali tidak akan mengalami pemadaman," katanya. (WDY)

ITB Sosialisasikan Teknologi "Smart Grid"
 Institut Tekonologi Bandung (ITB) mengenalkan konsep modernisasi infrastuktur sistem ketenagalistrikan "Smart Grid" yang berwawasan ramah lingkungan.  "Smart Grid hadir untuk mendukung teknologi dan komunikasi sebagai infratruktur yang cerdas dan solusi keterbatasan energi dan menuju energi ramah lingkungan," kata Dosen Jurusan Elektro ITB Dr Deni Hamdani pada Kuliah Internasional Smart Grid dan Green Energy di Bandung, Jumat.  Pada kegiatan itu hadir sejumlah pakar, salah satunya dari Prancis sebagai pusat penelitian Smart Grid, kata Sekertaris Acara Dr. Ing Deni Hamdani di Bandung, Kamis.
Selain cerdas, Smart Grid dapat meningkatkan efisensi, sustainbilitas, ekonomi dan ramah lingkungan dalam bidang ketenagalistirkan. Smart Grid trend teknologi terbaru di dunia ketenagalistirikan yang pada negara-negara maju sudah menjadi solusi utama bagi pengematan energi. "Eropa dan Amerika Serikat sudah berinvestasi besar-besaran dalam mengaplikasikan Smard Grid yang fungsinya besar dalam menajemen energi," kata dia.

Khusus di Indonesia, Deni mengatakan masalah utama mengaplikasian Smart Grid adalah pada aspek ketersediaan energi dan kehandalan. Namun ke depan konsep revolusioner itu akan menjadi tantangan bagi PLN untuk mengembangkannya secara besar dan terstuktur. "Sudah ada beberapa tempat percontohan Smart Grid. Salah satunya, Sumbawa Barat yang merupakan tempat yang cukup terisolasi," kata Deni Hamdani. Hadir pada forum itu pembicara dari beberapa Universitas Prancis, seperti Toulouse, Grenoble, Belford dan Le Havre. Selain pengenalan Smart Grid, acara yang dihadiri oleh 42 unit PLN itu diharapkan menjadi media penyampaian trend ketenagalistrikan global yang dapat diaplikasikan di Indonesia. (WDY)

Oleh : Ahmad Senoadi
Dari berbagai sumber.
Load disqus comments

0 comments